Site icon SIN Malut

Kemkes Nyatakan 17% Kasus Kematian Akibat TBC Korbannya Banyak Terjadi pada Anak-anak

Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyatakan, penyakit tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang serius. Karena terjadi kepada lebih dari 800.000 orang setiap tahun di Indonesia dengan angka kematian mencapai 98.000 orang. Dari angka tersebut, 17% kasus kematian akibat TBC di Indonesia terjadi pada anak-anak atau sekitar 16.000-an lebih kasus kematiannya.

“Kalau dihitung ada 11 kematian per jam karena TBC. Ini suatu penyakit serius,” kata Koordinator Substansi Tuberkulosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemkes, Tiara Pakasi, dalam acara daring bertajuk “Bersama Kita Bisa, Anak Indonesia Bebas TBC”, Sabtu (24/7/2021).

Acara tersebut juga digelar dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) 2021, diisi dengan pembacaan buku cerita anak “Hore! Tibi Sembuh” oleh Bunda PAUD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Franka Makarim.

Tiara menjelaskan, TBC tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi bisa ditularkan juga kepada anak-anak yang melakukan kontak erat dengan penderita. TBC juga bisa ditularkan kepada orang dengan daya tahan tubuh rendah maupun orang yang memiliki penyakit penyerta, seperti HIV atau orang lanjut usia.

Dia menambahkan, selain Covid-19, penyakit TBC juga perlu menjadi perhatian bersama masyarakat karena Indonesia menduduki peringkat ke-2 dalam angka kasus tersebut di dunia.

“Tentunya anak-anak sebagai generasi penerus bangsa menjadi perhatian kita. Di Indonesia, kematian TB anak pada 2019 ada sekitar 17%,” kata Tiara.

Tiara mengingatkan masyarakat kini tidak perlu khawatir karena upaya pencegahan TBC pada anak kini sudah masuk program nasional TBC di bawah Direktorat P2PML Kemkes. Program tersebut termasuk pemberian pengobatan pencegahan TBC untuk orang-orang sehat termasuk anak-anak.

Dia mengatakan orang sehat yang harus minum obat anti-tuberkulosis adalah mereka yang menjadi kontak dekat atau kontak serumah dengan penderita TBC. Penderita TBC juga bisa mendapatkan obat dari Puskesmas setempat.

“Obat anti-tuberkulosis untuk anak-anak juga tersedia. Memang penyakit TBC ini serius, tapi jangan khawatir karena penyakit ini ada obatnya dan dapat disembuhkan,” kata Tiara.

Menurut Tiara, pemerintah telah menargetkan eliminasi TBC pada 2030. Khusus anak-anak, Kemkes bersama Kemdikbudristek menggerakkan kampanye di sekolah untuk melawan TBC bernama inisiasi sekolah peduli TBC, kompetisi poster digital untuk peserta didik, dan sosialisasi buku cerita anak “Hore! Tibi Sembuh” yang berisi edukasi penanganan TBC pada anak seperti cara pencegahan dan pemberian obat. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com

Exit mobile version